Ada Sebuah catatan mengenai milad/ultah
Ya sahabat, ada perbedaan pendapat di kalangan para ulama
tentang hal ini. Pertama, ada yang mengatakan boleh karena ucapan
milad/ultah adalah bagian dari budaya, terkait dalam muamalah. Dan pada
dasarnya semua yang terkait muamalah adalah boleh. Tapi kalau mengikuti
budaya-budaya ummat lain maka tidak diperkenankan. Mengucapkan tidak mengapa,
tapi berpesta hukumnya makruh.
Kedua,
ada pendapat yang mengatakan tidak boleh. Karena ulang tahun termasuk di antara
hari-hari raya jahiliah dan tidak pernah dikenal di zaman Nabi shallallahu
alaihi wasallam. Dan waktu penentuan hari raya adalah tauqifiah (terbatas
pada dalil yang ada), maka menentukan suatu hari sebagai hari raya tanpa dalil
(landasan) adalah perbuatan yang tidak disyari’atkan dalam agama dan berkata
atas nama Allah tanpa ilmu, karena hari raya dalam islam hanya 2, yakni Hari Raya Idul adha dan Idul Fitri.
sahabat, kedua pendapat ini merupakan masalah khilafiyah.
Islam hadir dengan solusi mu’amalah (interaksi sosial) yang
jauh lebih baik, yakni do’a. mendoakan kebaikan bagi keluarga, kawan atau
siapapun orang yang kita sayangi, sebagai bentuk perhatian kita pada orang
tersebut.
Namun perlu yang perlu diingat, jangan sampai kita mendoakan orang
lain hanya pada saat hari ultahnya saja atau jangan kita mengkhususkan hari
tersebut. Hendaknya kita mendoakan orang lain kapan saja, setiap waktu.
Nah, kali ini akan saya coba angkat sebuah tuntunan agung
dalam mendoakan orang lain.
Al-Imam Muslim rohimahullah meletakkan beberapa hadits dalam
kitab Shohih-nya, yang kemudian diberi judul oleh Al-Imam An-Nawawi Asy-Syafi’i
rohimahullah :
“Keutamaan
doa untuk kaum muslimin dengan tanpa sepengetahuan dan kehadiran mereka.”
Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda dalam
hadits dari shahabiyah Ummud Darda`rodhiyallohu ‘anha :
دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لِأَخِيهِ
بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ
عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ كُلَّمَا
دَعَا لِأَخِيهِ بِخَيْرٍ قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ آمِينَ وَلَكَ
بِمِثْلٍ
“Doa
seorang muslim kepada saudaranya secara rahasia dan tidak hadir di hadapannya
adalah sangat dikabulkan. Di sisinya ada seorang malaikat yang ditunjuk oleh
Alloh. Setiap kali ia berdoa untuk saudaranya dengan kebaikan, malaikat
tersebut berkata (kepadanya): “Ya
Alloh, kabulkanlah, dan (semoga) bagimu juga (mendapatkan balasan) yang
semisalnya.” (HR. Muslim)
Al-Imam An-Nawawi rohimahulloh menjelaskan hadits diatas
dalam kitabnya, Al-Minhaj, dengan mengatakan : “Makna بظهر الغيب adalah tanpa kehadiran orang yang didoakan di hadapannya
dan tanpa sepengetahuannya. Amalan yang seperti ini benar-benar menunjukkan di
dalam keikhlasannya.
Dan dahulu sebagian para salaf jika menginginkan suatu doa
bagi dirinya sendiri, maka ia pun akan berdoa dengan doa tersebut bagi
saudaranya sesama muslim dikarenakan amalan tersebut sangat dikabulkan dan ia
akan mendapatkan balasan yang semisalnya.”
Asy-Syaikh Muhammad bin Sholih Al-Utsaimin rohimahulloh
menjelaskan : “Bahwasanya jika seseorang mendoakan
saudaranya (sesama muslim) dengan tanpa sepengetahuan dan kehadiran saudaranya
di hadapannya. Seorang malaikat berkata, ‘Amin (Ya Alloh, kabulkanlah), dan
bagimu juga (mendapatkan balasan) yang semisalnya.’ Maka malaikat akan
mengaminkan atas doamu jika engkau mendoakan bagi saudaramu tanpa sepengetahuan
dan kehadirannya.”
MashaAllah, demikianlah salah satu dari sekian banyak
keindahan islam, keagungan sunnah. Ketika kita mendoakan orang lain Tanpa
sepengetahuan orang tersebut maka malaikat akan meng-amin-kan doa kita.
Ditambah mendoakan kebaikan yang serupa pula untuk diri kita.
Adakah yang mendo’akan kita dengan tulus?
semoga Allah memberi kita hati yang tulus dan ikhlas untuk
berdo’a.
Saya harap bisa mempunyai kawan yang mewariskan keutamaan Uwais
Al-Qorni, seorang yang tidak terkenal di dunia. Tetapi
namanya, suaranya, doanya sangat dikenal oleh penduduk langit sana.
Doakan saya. Semoga malaikat-Nya mendoakan kalian juga. Dan
semoga Allah ‘Azza wa Jalla, mengabulkan doa kita semua.
Wallahu a’lam bisshawab.. :)