Selasa, 31 Mei 2016

Nostalgila 😂

Hey masih ingatkah dengan tontonan anak2 jaman dulu lebih tepatnya saat masih TK/SD? Punya tontonan favorit? Yap saya pun demikian. Saya dibesarkan saat tokoh2 pahlawan sedang "berjaya" pada waktu itu 😂. Satria Baja hitam, Power Ranger, Ultraman, Jirayya, detective conan, Dragon ball dan juga pastinya  ada kartun2 anime andalan anak2 perempuan waktu itu, "Sailormoon" dengan pahlawan bertopengnya, "minky momo" dengan ciri khas mantra: pipiluma pipiluma purilimpa papaleho papaleho dolilimpa, "Wedding peach", Honey Bee Hatchi, Doraemon dan tentu saja anime pavorit yang saya suka dari jaman sd sampai jaman awal kuliah "Card Captor Sakura".

Kali ini saya akan share card captor sakura. Tentang kisah gadis kelas 4 SD harus berjuang mengumpulkan kartu ajaib untuk menyelamatkan dunia. kita langsung aja ke sinopsisnya aja ya!
   Sakura Kinomoto biasa dipanggil Sakura, tidak sengaja membuka buku Clow Card sebanyak 52 lembar (kalo di manga 17 lembar) berhamburan (berterbangan gitu) di seluruh Kota Tomoda. Lalu munculah Cerberus sang penjaga Clow Card. Dengan marahnya ia memarahi Sakura karena telah membuka buku Clow Card yang membuat seluruh Clow Card berhamburan. Sebagai pertanggungjawaban, Cerberus menugaskan Sakura untuk mengumpulkan seluruh Clow Card kembali. Dimulailah perjuangan Sakura mengumpulkan kartu-kartu bersama sahabat-sahabatnya, antara lain Tomoyo Daidouji serta Syaoran Li yang bersaing dengan Sakura untuk mendapat Clow Card tapi akhirnya malah jatuh cinta kepada sakura.

Ah Jadi ingat ketika itu  tahun1999/2000 kalau tidak salah, nggak mau ketinggalan nonton serial tv ini, dulu ditayangkan di TP* yang kini M*C TV dan pada saat saya kelas 3 SMA, 2010-an  ternyata card captor sakura ini mempunyai lanjutannya yakni "Tsubasa Reservoir Chronicles" tokohnya masih sama, sakura, tomoyo, syaoran dkk hanya saja mereka telah beranjak dewasa,  Sayangnya serial tv ini tidak di tayangkan di TV waktu itu, Saya hanya bisa membaca komiknya sampai selesai dan nonton serialnya serta beberapa movienya saja, Ajaibnya saya tidak mengeluarkan uang sepeserpun waktu itu, ya karena saya memang nggak punya uang, hiks jujur 😂😁. Saya hanya dipinjamkan "riri" tetangga saya yang baik hati, dan pastinya nongkrong sepulang sekolah ke tempat sewa komik huhu. Jangan ditiru sahabat. 😂

Jumat, 13 Mei 2016

Hai masa lalu #2

Jadi teringat dialog "cinta" dalam film AADC2 tentang masa lalu.. "masa lalu kamu mau dijadikan sebagai apa? arsip atau prasasti?" 😂😂
Haha.. bukan dua-duanya, Eits.. dan yang pasti kita bukan membahas masa lalu yang "itu". Mari kita bahas masa lalu yang lain. 😊

Setiap orang punya masa lalu, dan kita harus terus menjadi lebih baik dari sebelumnya. Beranjak dari kehidupan yang biasa menjadi mulia. Kadang kita pernah dihempaskan oleh kehidupan, teman, saudara sahabat, bahkan orang tua sekalipun. Tak ada pilihan lain selain bangkit dan mengukir prestasi. Kita bisa jadi berangkat dari tempat berbeda, menyusuri jalan yang tak sama, tapi tujuan kita sama, hijrah.

Beranjak meninggalkan keburukan walau itu sudah melekat, mendarah daging. Berpindah dari yang biasa menuju kemuliaan.

Inna akramakum 'indallahi atqakum (QS Al Hujurat:13). Kemuliaan yang Allah anggap, bukan kemuliaan suku, ras, golongan atau apa, tapi ukuran sebuah ketakwaan. Semakin bertakwa seseorang, semakin mulia orang tersebut di sisi Allah.

Dalam dimensi waktu, dulu kita dan mereka adalah mantan, sebuah titik masa lalu yang sekedar hanya untuk dilihat sesekali untuk diambil pelajaran. Bisa jadi kita dan mereka mantan preman, mantan narapidana, atau mantan yang lainnya. Hanya pilihan yang mampu mengubah kelabu menjadi pribadi yang tak ragu mengambil kebaikan disetiap sisi kehidupan yang mengharu biru.

Tugas kita adalah membuat ‘iri’ masa lalu, karena hari ini dan dan esok penuh dengan kebaikan dan kemuliaan.  Dan tentu menempuh kemuliaan hanya dengan Islam, karena dengan islam tak akan ada jalan muram dan buram. Mudah-mudahan kita istiqamah terus menerus memperbaiki diri, mengkaji Islam, meniatkan diri menjadi pribadi mulia bertaqwa.

Yuk hijrah 😊

Senin, 09 Mei 2016

Ketika kami mencintai Indonesia

Ketika Kami Mencintai Indonesia

Sekali lagi:
Siapa yang menyerahkan kekayaan alam negeri ini kepada asing, aseng dan anteknya?

Siapa yang membuat hukum-hukum yang menjadikan negeri ini terjajah secara idiologi, budaya, ekonomi dan politik?

Siapakah yang mengkhianati para pendiri negeri ini yang notabene sebagian besarnya adalah para pejuang Islam, yang dengan teriakan Takbir: Allahuakbar! mengusir penjajah?
Siapa?

Siapakah yang menggerogoti uang rakyat dengan mengkorupsinya??

Siapakah yang kini memenuhi penjara karena korupsi?
Siapa? Jawab!

Siapakah yang mebiarkan miras, sek bebas, pemerkosaan merajalela dinegeri ini?

Yang membiarkan diskotik, bar, tempat pelacuran berdiri angkuh di negeri ini?

Siapakah para pengusaha hitam yang menghancurkan negeri ini, yang menyogok untuk dapat proyek?

Yang proyeknya asal-asalan?

Siapakah para politisi yang menjual kepala rakyat demi dapat suara lalu mengkhianatinya?

Suara-suara para pengkhianat ini yang mau kita dengarkan dan jadikan panduan? Tidak!

Kami juga anak cucu para pendiri negeri ini. Kami juga keturunan pendiri negeri ini. Kakek-moyang dan orang tua kami berjuang, mengotbankan harta dan menyabung nyawa demi membebaskan negeri ini dari penjajah!

Lalu kini negeri ini dikuasai para mafia. Para bedebah yang menjadi antek asing dan aseng, apakah kami diam begitu saja?

Tidak jawabnya!

Di urat nadi kami mengalir darah para syuhada. Di urat nadi kami mengalir darah pejuang yang membebaskan negeri ini dari penjajah kafir Barat.

Di urat nadi kami mengalir darah anti imperialisme!

Di darah kami mengalir darah para pembela kaum tertindas.

Kami adalah anak cucu pejuang negeri ini yang tidak akan rela sampai kapan pun melihat negeri ini dihancurkan oleh tangan-tangan kaum pragmatis yang bekerja sama dengan penjajah asing dan aseng beserta kaki tangannya.

Apa yang menjadi garis perjuangan kami jelas: memebaskan negeri yang bernama Indonesia dari Liberalisme dan Neoimperialisme!

Mengembalikan kedaulatan negeri ini!

Kecintaan kami dengan Indonesia kami buktikan dengan keberanian kami menentang para komprador yang memporak poranda negeri ini.

Mulut mereka mengatakan cinta Indonesia?
Tapi diam ketika Timtim lepas, mereka tak bergerak bahkan bersuara pun tidak ketika OPM dengan leluasa bergerak lincah ingin memisahkan Papua dari Indonesia.

Siapakah yang mengampuni narapidana tokoh OPM?
Yang setelah diampuni, dibebaskan penjara kini mereka bergerak bebas memimpin OPM agar Papua lepas dari Indonesia?
Siapa? Tidakkah ini disebut pengkhianatan?

Komunisme dibiarkan tumbuh dan berkembang.

Siapakah yang menggisur rakyat, pada pedagang kecil itu? Menggusur rumah-rumah rakyat itu hingga mereka terusir dan sengsara?

Siapakah yang mengeluarkan R&D atau surat pengampunan Utang bagi obligor nakar BLBI sehingga negara dirugikan Rp600 triliun lebih itu?

Dan hingga kini negara masih harus menanggungnya dan membayar cicilan Utang tersebut.

Tidakkah ini bentuk pengkhianatan yang nyata?!

Mereka diam bahkan elit mereka yang ada ikut memutuslan, mengesahkan sejumlah UU liberal yang sarat kepentingan asing dan aseng seperti UU Minerba, UU PMA, UU Pornografi, UU Migas, UU SDA, dll.

Mereka diam ketika kekayaan alam negeri ini dikuasai asing dan aseng.

Mereka diam ketika Timah diangkut, minyak di blok cepu, Caltex, Celah Kalimantan, Gas di Aceh, Natuna, Bijih Besi, Nikel, Emas dan Tembaga di Jayapura dikuasai diangkut ke Amerika, Belanda, Itali, Cina, Canada, Perancis, dll.

Jutaan hektar tanah dikuasai asing, aseng dan kaki tangannya.

Bahkan dengan UU pertanahan yang liberal, asing, aseng bisa menguasai alias memiliki tanah negeri ini!

Hutan dirusak, gunung dikeruk hingga jadi danau.

180 juta lebih rakyat Indonesia tidak memiliki tanah tempat berusaha dan tidak memiliki rumah.

Mereka diam tak bersuara!

Wahai para begundal. Sebodoh itukah kalian?

Atau jiwa kalin telah menjadi cacat lantaran ikut mendapat percikannya?!

Mereka mengaku cinta Indonesia, tapi membiarkan hedonisme, budaya barat memenuhi kepala anak negeri.

Lalu, dengan fitnah keji mereka berteriak mengaku mencintai Indonesia!