Rabu, 23 Maret 2016

Kok bisa ya?

Berawal dari pertanyaan "siapa sih?" Lalu "masa sih?"
Masih penasaran dan bingung ceritanya. Saya tidak pernah berkomunikasi dengannya, sms telepon, chat, atau apalah dan belum pernah mengenal sebelumnya. Saat itu saya Hanya tau sekilas cerita dari teman saya saja.

15 juni 2015, kalau tidak salah he. hari itu adalah  pertemuan pertama di rumah paman, saat itu masih sama tidak ada komunikasi. Hanya melempar kopi dan memberi senyum, eh maksud saya hanya memberi kopi dan melempar senyum haha. Tidak ada obrolan apapun. Saat itu dia dan paman mengobrol. Saya? Ngumpet, nguping di dapur. 😆😂

Beberapa hari kemudian akhirnya kami saling bertukar CV. Saat itu masih sama no communication. Lalu pertanyaan baru muncul "ini serius gak sih?"

Beberapa minggu kemudian, saya lupa tanggalnya. Dia datang pada ayah saya menyampaikan maksud dan tujuannya. Iya, dia ternyata serius ingin menyempurnakan setengah agamanya.

21 Juli 2015 salah satu moment penting, dia dan rombongan keluarganya berkunjung ke rumah, disana terjadilah khitbah / lamaran.

Dan setelah itu ada komunikasi, iya Kita berkomunikasi sebatas hal penting saja.

16 Januari 2016, tersimpan reminder  di hp "bismillah". Menikah ☺

Akhirnya pertanyaan2 yang hinggap di jendela eh di kepala maksudnya, terjawab sudah. Dia siapa? Dia  sekarang menjadi imam saya, suami saya.

Alhamdulillah dalam proses menuju pernikahan, saya dan suami saya tidak melewati masa pacaran. Pacarannya setelah menikah saja.

Ya Rabb.. sesungguhnya rencana2,  pertemuan2 itu adalah skenario-Mu, kami bersatu karena-Mu,  jadikanlah kami keluarga sakinah mawaddah wa rahmah Hingga ajal memisah, jauhkan kami dari fitnah, karunikanlah kepada kami keturunan shalih/shalihah. Kelak, persatukanlah kami ke jannah-Mu. Aamiin ya rabbal 'alamiin 😇❤

Tangerang, maret 2016