Rabu, 28 September 2016

Drama anak paud 1

Sebuah percakapan anak2 setelah belajar mengaji di rumah. "Tan.. di Tv tante bisa nonton yutup ya? Kita boleh nonton ngga?" Celotehan anak2 polos masih paud dan sd.
Dalam hati mikir,  mau nonton apa mereka. Ah palingan cuma nonton upin ipin.
Me: "iya boleh aja.. tante tinggal ke dapur sebentar yaa"

Saya ninggalin anak2 sebentar  ngupyek di dapur. Beberapa menit kemudian kembali lagi, diam-diam memerhatikan mereka yg sedang asyik mengetik "Mermaid in Love" dan muncullah page2 nya.
Me: "itu apa sih? Tante penasaran"
Anak2: "ih tante gak pernah nonton tv yaaa... ini kan sinetron paling rame tan.."
Me: #$%¥₩?(@# %%% ??

Jujur aja memang, saya kudet, kurang suka nonton tv apalagi sinetron. 😂

Setelah cari tahu, ternyata eh ternyata itu sinetron percintaan. Mereka? anak2 paud? Sinetron percintaan?

Me: *Tarik nafas panjaaang*  -____-

#ToBeContinued

Kamis, 22 September 2016

Semua ada waktunya

Kita, bumi dan dua mata koin. Mungkin dibelahan bumi sebelah sana ada yang riang menyambut hangatnya sinar matahari, bermandikan bahagia. Dan mungkin dibelahan bumi sebelah sini ada yang gundah menyambut dinginnya air hujan yang tidak kunjung berhenti sedari pagi. 
Tapi bisa saja kita tidak saling tahu apa yang sedang terjadi dalam waktu bersamaan di tempat yang berbeda. Atau bisa jadi kita saling tahu, tapi berlagak seolah tidak tahu.
Eh apapun itu. sama seperti dua mata koin, yang harus terus diingat adalah kita saling melengkapi dan saling menyeimbangkan. Pun juga dua sisi bumi, mungkin hari ini cerah, tapi besok bisa jadi hujan badai. Atau mungkin hari ini gerimis seharian, tapi besok boleh jadi langit berubah hangat. 
Kita saling melengkapi dan saling menyeimbangkan satu sama lainnya.
Semua ada gilirannya, semua ada waktunya. ❤

Senin, 15 Agustus 2016

Aku bahagia karena Allah

Yeserday, my beloved husband said:  "kok kelihatan malah makin kurusan? nggak bahagia ya sama aa?"
Me: astaghfirullah, standar bahagia/engga itu bukan diukur dari berat badannya aa sayang :'(

Ya, Itu karena BB saya turun 6 kg,  mungkin itu efek shaum ramadhan kemarin. Ga apa2 ya turun juga asalkan sehat. Hehe

Sahabat, standar bahagia bukan dilihat dari kesuksesan duniawi, banyaknya harta, apalagi bertambahnya berat badan. Standar bahagia cuman 1, syari'at islam.
Ya, ketika kita bisa melaksanakan aktivitas, sesuai apa yang diperintahkan-Nya. Dan menjauhi apa2 yang dilarang-Nya. Dan yang pasti mensyukuri apa2 yang telah dianugerahkan oleh-Nya.

Dear, 😢

Aku bahagia ketika kamu tidak tergiur dengan KPR, leasing kendaraan, kredit di bank. Karena tau itu riba.
Aku bahagia ketika kamu mengingatkanku untuk banyak istighfar, berdzikir, dan bershalawat.
Aku bahagia ketika kamu mengingatkanku untuk membaca al-quran dan juga membaca artinya.
Aku bahagia ketika kamu mengingatkanku shalat sunnah.
Aku bahagia ketika kamu mengingatkanku untuk shalat witir dan membaca al-mulk ketika hendak tidur.
Aku bahagia ketika kamu melantukan surah al-waqiah sepulang dari masjid setiap subuh.
Aku bahagia ketika kamu marah, karena aku tidak membangunkanmu sebelum adzan subuh.
Aku bahagia ketika kamu mengingatkanku untuk memanjatkan do'a saat hujan tiba.

Aku bahagia ketika aku bisa membuat masakan untuk mu, setiap harinya.
Aku bahagia ketika kamu menghabiskan waktu akhir pekan bersama, bercanda, melakukan hal2 bodoh bersama.

Aku bahagia ketika kamu mengucap ikrar suci dihadapan orangtuaku.
Aku bahagia Ketika kamu menghalalkanku.
Aku bahagia
sejak aku dimilikimu.

Alhamdulillah, Aku bahagia.
Aku bahagia karena Allah mempersatukan kita di dunia, semoga kelak hingga ke surga-Nya.

Yaa muqollibal quluub tsabbit quluubani 'alaa diinika. Yaa muqollibal quluub tsabbit quluubai 'alaa tha'atika.
Aamiin Allahumma aamiin.

Rabu, 29 Juni 2016

Aku, kamu, kita.

Aku tak sempurna, begitupun kamu.
Tapi aku berharap semoga kita bisa terus saling memperbaiki diri, saling  menasehati dalam kebaikan, saling mengingatkan jika ada kesalahan, dengan penuh kesabaran tentunya.

Sehingga akhirnya setiap kekurangan yang kita miliki, justru membuat kita merasa sempurna dengan ketetapan Allah yang telah mempersatukan kita. :)

Sabar sabar terus ya a ditakdirkan Allah untuk membimbing dan  mendampingi hidup diriku yang penuh dengan kekurangan ini.

I Love You, because of Allah ❤

Selasa, 31 Mei 2016

Nostalgila 😂

Hey masih ingatkah dengan tontonan anak2 jaman dulu lebih tepatnya saat masih TK/SD? Punya tontonan favorit? Yap saya pun demikian. Saya dibesarkan saat tokoh2 pahlawan sedang "berjaya" pada waktu itu 😂. Satria Baja hitam, Power Ranger, Ultraman, Jirayya, detective conan, Dragon ball dan juga pastinya  ada kartun2 anime andalan anak2 perempuan waktu itu, "Sailormoon" dengan pahlawan bertopengnya, "minky momo" dengan ciri khas mantra: pipiluma pipiluma purilimpa papaleho papaleho dolilimpa, "Wedding peach", Honey Bee Hatchi, Doraemon dan tentu saja anime pavorit yang saya suka dari jaman sd sampai jaman awal kuliah "Card Captor Sakura".

Kali ini saya akan share card captor sakura. Tentang kisah gadis kelas 4 SD harus berjuang mengumpulkan kartu ajaib untuk menyelamatkan dunia. kita langsung aja ke sinopsisnya aja ya!
   Sakura Kinomoto biasa dipanggil Sakura, tidak sengaja membuka buku Clow Card sebanyak 52 lembar (kalo di manga 17 lembar) berhamburan (berterbangan gitu) di seluruh Kota Tomoda. Lalu munculah Cerberus sang penjaga Clow Card. Dengan marahnya ia memarahi Sakura karena telah membuka buku Clow Card yang membuat seluruh Clow Card berhamburan. Sebagai pertanggungjawaban, Cerberus menugaskan Sakura untuk mengumpulkan seluruh Clow Card kembali. Dimulailah perjuangan Sakura mengumpulkan kartu-kartu bersama sahabat-sahabatnya, antara lain Tomoyo Daidouji serta Syaoran Li yang bersaing dengan Sakura untuk mendapat Clow Card tapi akhirnya malah jatuh cinta kepada sakura.

Ah Jadi ingat ketika itu  tahun1999/2000 kalau tidak salah, nggak mau ketinggalan nonton serial tv ini, dulu ditayangkan di TP* yang kini M*C TV dan pada saat saya kelas 3 SMA, 2010-an  ternyata card captor sakura ini mempunyai lanjutannya yakni "Tsubasa Reservoir Chronicles" tokohnya masih sama, sakura, tomoyo, syaoran dkk hanya saja mereka telah beranjak dewasa,  Sayangnya serial tv ini tidak di tayangkan di TV waktu itu, Saya hanya bisa membaca komiknya sampai selesai dan nonton serialnya serta beberapa movienya saja, Ajaibnya saya tidak mengeluarkan uang sepeserpun waktu itu, ya karena saya memang nggak punya uang, hiks jujur 😂😁. Saya hanya dipinjamkan "riri" tetangga saya yang baik hati, dan pastinya nongkrong sepulang sekolah ke tempat sewa komik huhu. Jangan ditiru sahabat. 😂

Jumat, 13 Mei 2016

Hai masa lalu #2

Jadi teringat dialog "cinta" dalam film AADC2 tentang masa lalu.. "masa lalu kamu mau dijadikan sebagai apa? arsip atau prasasti?" 😂😂
Haha.. bukan dua-duanya, Eits.. dan yang pasti kita bukan membahas masa lalu yang "itu". Mari kita bahas masa lalu yang lain. 😊

Setiap orang punya masa lalu, dan kita harus terus menjadi lebih baik dari sebelumnya. Beranjak dari kehidupan yang biasa menjadi mulia. Kadang kita pernah dihempaskan oleh kehidupan, teman, saudara sahabat, bahkan orang tua sekalipun. Tak ada pilihan lain selain bangkit dan mengukir prestasi. Kita bisa jadi berangkat dari tempat berbeda, menyusuri jalan yang tak sama, tapi tujuan kita sama, hijrah.

Beranjak meninggalkan keburukan walau itu sudah melekat, mendarah daging. Berpindah dari yang biasa menuju kemuliaan.

Inna akramakum 'indallahi atqakum (QS Al Hujurat:13). Kemuliaan yang Allah anggap, bukan kemuliaan suku, ras, golongan atau apa, tapi ukuran sebuah ketakwaan. Semakin bertakwa seseorang, semakin mulia orang tersebut di sisi Allah.

Dalam dimensi waktu, dulu kita dan mereka adalah mantan, sebuah titik masa lalu yang sekedar hanya untuk dilihat sesekali untuk diambil pelajaran. Bisa jadi kita dan mereka mantan preman, mantan narapidana, atau mantan yang lainnya. Hanya pilihan yang mampu mengubah kelabu menjadi pribadi yang tak ragu mengambil kebaikan disetiap sisi kehidupan yang mengharu biru.

Tugas kita adalah membuat ‘iri’ masa lalu, karena hari ini dan dan esok penuh dengan kebaikan dan kemuliaan.  Dan tentu menempuh kemuliaan hanya dengan Islam, karena dengan islam tak akan ada jalan muram dan buram. Mudah-mudahan kita istiqamah terus menerus memperbaiki diri, mengkaji Islam, meniatkan diri menjadi pribadi mulia bertaqwa.

Yuk hijrah 😊

Senin, 09 Mei 2016

Ketika kami mencintai Indonesia

Ketika Kami Mencintai Indonesia

Sekali lagi:
Siapa yang menyerahkan kekayaan alam negeri ini kepada asing, aseng dan anteknya?

Siapa yang membuat hukum-hukum yang menjadikan negeri ini terjajah secara idiologi, budaya, ekonomi dan politik?

Siapakah yang mengkhianati para pendiri negeri ini yang notabene sebagian besarnya adalah para pejuang Islam, yang dengan teriakan Takbir: Allahuakbar! mengusir penjajah?
Siapa?

Siapakah yang menggerogoti uang rakyat dengan mengkorupsinya??

Siapakah yang kini memenuhi penjara karena korupsi?
Siapa? Jawab!

Siapakah yang mebiarkan miras, sek bebas, pemerkosaan merajalela dinegeri ini?

Yang membiarkan diskotik, bar, tempat pelacuran berdiri angkuh di negeri ini?

Siapakah para pengusaha hitam yang menghancurkan negeri ini, yang menyogok untuk dapat proyek?

Yang proyeknya asal-asalan?

Siapakah para politisi yang menjual kepala rakyat demi dapat suara lalu mengkhianatinya?

Suara-suara para pengkhianat ini yang mau kita dengarkan dan jadikan panduan? Tidak!

Kami juga anak cucu para pendiri negeri ini. Kami juga keturunan pendiri negeri ini. Kakek-moyang dan orang tua kami berjuang, mengotbankan harta dan menyabung nyawa demi membebaskan negeri ini dari penjajah!

Lalu kini negeri ini dikuasai para mafia. Para bedebah yang menjadi antek asing dan aseng, apakah kami diam begitu saja?

Tidak jawabnya!

Di urat nadi kami mengalir darah para syuhada. Di urat nadi kami mengalir darah pejuang yang membebaskan negeri ini dari penjajah kafir Barat.

Di urat nadi kami mengalir darah anti imperialisme!

Di darah kami mengalir darah para pembela kaum tertindas.

Kami adalah anak cucu pejuang negeri ini yang tidak akan rela sampai kapan pun melihat negeri ini dihancurkan oleh tangan-tangan kaum pragmatis yang bekerja sama dengan penjajah asing dan aseng beserta kaki tangannya.

Apa yang menjadi garis perjuangan kami jelas: memebaskan negeri yang bernama Indonesia dari Liberalisme dan Neoimperialisme!

Mengembalikan kedaulatan negeri ini!

Kecintaan kami dengan Indonesia kami buktikan dengan keberanian kami menentang para komprador yang memporak poranda negeri ini.

Mulut mereka mengatakan cinta Indonesia?
Tapi diam ketika Timtim lepas, mereka tak bergerak bahkan bersuara pun tidak ketika OPM dengan leluasa bergerak lincah ingin memisahkan Papua dari Indonesia.

Siapakah yang mengampuni narapidana tokoh OPM?
Yang setelah diampuni, dibebaskan penjara kini mereka bergerak bebas memimpin OPM agar Papua lepas dari Indonesia?
Siapa? Tidakkah ini disebut pengkhianatan?

Komunisme dibiarkan tumbuh dan berkembang.

Siapakah yang menggisur rakyat, pada pedagang kecil itu? Menggusur rumah-rumah rakyat itu hingga mereka terusir dan sengsara?

Siapakah yang mengeluarkan R&D atau surat pengampunan Utang bagi obligor nakar BLBI sehingga negara dirugikan Rp600 triliun lebih itu?

Dan hingga kini negara masih harus menanggungnya dan membayar cicilan Utang tersebut.

Tidakkah ini bentuk pengkhianatan yang nyata?!

Mereka diam bahkan elit mereka yang ada ikut memutuslan, mengesahkan sejumlah UU liberal yang sarat kepentingan asing dan aseng seperti UU Minerba, UU PMA, UU Pornografi, UU Migas, UU SDA, dll.

Mereka diam ketika kekayaan alam negeri ini dikuasai asing dan aseng.

Mereka diam ketika Timah diangkut, minyak di blok cepu, Caltex, Celah Kalimantan, Gas di Aceh, Natuna, Bijih Besi, Nikel, Emas dan Tembaga di Jayapura dikuasai diangkut ke Amerika, Belanda, Itali, Cina, Canada, Perancis, dll.

Jutaan hektar tanah dikuasai asing, aseng dan kaki tangannya.

Bahkan dengan UU pertanahan yang liberal, asing, aseng bisa menguasai alias memiliki tanah negeri ini!

Hutan dirusak, gunung dikeruk hingga jadi danau.

180 juta lebih rakyat Indonesia tidak memiliki tanah tempat berusaha dan tidak memiliki rumah.

Mereka diam tak bersuara!

Wahai para begundal. Sebodoh itukah kalian?

Atau jiwa kalin telah menjadi cacat lantaran ikut mendapat percikannya?!

Mereka mengaku cinta Indonesia, tapi membiarkan hedonisme, budaya barat memenuhi kepala anak negeri.

Lalu, dengan fitnah keji mereka berteriak mengaku mencintai Indonesia!

Kamis, 14 April 2016

Untitled

Ada kebijakan sederhana yg semakin kesini semakin dilupakan. Kita boleh jadi terbiasa membenarkan sesuatu yang biasa dilakukan, dibanding membiasakan yang benar. Kita lebih suka ber-stereotype ria dibandingkan berbeda, mengunyah mentah2 sesuatu dibandingkan dipikirkan terlebih dahulu, meniru apadanya dibandingkan menyesuaikan semestinya.

Bukalah kembali kebiasaan2 kita selama ini. Cara memahami hidup; cara bersikap, memperlakukan sesuatu. Kebiasaan2 baru yg entah munculnya dari mana. Semuanya ditiru begitu saja. Kita lupa, boleh jadi itu semua hanya mengada-adakan hal yang tidak ada. Menyambung-nyambungkan hal yang tidak perlu disambungkan.

Padahal, sejatinya: kalaupun semua orang melakukannya, termasuk mungkin orang tua kita, masyarakat sekitar, tradisi, maka sungguh itu belum tentu benar. Kalaupun semua orang menolaknya, maka sungguh itupun belum tentu salah.

Duhai, akan tiba masa, ketika api disangka air dan air disangka api. Dan sekaranglah masa itu.

Rabu, 23 Maret 2016

Kok bisa ya?

Berawal dari pertanyaan "siapa sih?" Lalu "masa sih?"
Masih penasaran dan bingung ceritanya. Saya tidak pernah berkomunikasi dengannya, sms telepon, chat, atau apalah dan belum pernah mengenal sebelumnya. Saat itu saya Hanya tau sekilas cerita dari teman saya saja.

15 juni 2015, kalau tidak salah he. hari itu adalah  pertemuan pertama di rumah paman, saat itu masih sama tidak ada komunikasi. Hanya melempar kopi dan memberi senyum, eh maksud saya hanya memberi kopi dan melempar senyum haha. Tidak ada obrolan apapun. Saat itu dia dan paman mengobrol. Saya? Ngumpet, nguping di dapur. 😆😂

Beberapa hari kemudian akhirnya kami saling bertukar CV. Saat itu masih sama no communication. Lalu pertanyaan baru muncul "ini serius gak sih?"

Beberapa minggu kemudian, saya lupa tanggalnya. Dia datang pada ayah saya menyampaikan maksud dan tujuannya. Iya, dia ternyata serius ingin menyempurnakan setengah agamanya.

21 Juli 2015 salah satu moment penting, dia dan rombongan keluarganya berkunjung ke rumah, disana terjadilah khitbah / lamaran.

Dan setelah itu ada komunikasi, iya Kita berkomunikasi sebatas hal penting saja.

16 Januari 2016, tersimpan reminder  di hp "bismillah". Menikah ☺

Akhirnya pertanyaan2 yang hinggap di jendela eh di kepala maksudnya, terjawab sudah. Dia siapa? Dia  sekarang menjadi imam saya, suami saya.

Alhamdulillah dalam proses menuju pernikahan, saya dan suami saya tidak melewati masa pacaran. Pacarannya setelah menikah saja.

Ya Rabb.. sesungguhnya rencana2,  pertemuan2 itu adalah skenario-Mu, kami bersatu karena-Mu,  jadikanlah kami keluarga sakinah mawaddah wa rahmah Hingga ajal memisah, jauhkan kami dari fitnah, karunikanlah kepada kami keturunan shalih/shalihah. Kelak, persatukanlah kami ke jannah-Mu. Aamiin ya rabbal 'alamiin 😇❤

Tangerang, maret 2016