Senin, 15 Agustus 2016

Aku bahagia karena Allah

Yeserday, my beloved husband said:  "kok kelihatan malah makin kurusan? nggak bahagia ya sama aa?"
Me: astaghfirullah, standar bahagia/engga itu bukan diukur dari berat badannya aa sayang :'(

Ya, Itu karena BB saya turun 6 kg,  mungkin itu efek shaum ramadhan kemarin. Ga apa2 ya turun juga asalkan sehat. Hehe

Sahabat, standar bahagia bukan dilihat dari kesuksesan duniawi, banyaknya harta, apalagi bertambahnya berat badan. Standar bahagia cuman 1, syari'at islam.
Ya, ketika kita bisa melaksanakan aktivitas, sesuai apa yang diperintahkan-Nya. Dan menjauhi apa2 yang dilarang-Nya. Dan yang pasti mensyukuri apa2 yang telah dianugerahkan oleh-Nya.

Dear, 😢

Aku bahagia ketika kamu tidak tergiur dengan KPR, leasing kendaraan, kredit di bank. Karena tau itu riba.
Aku bahagia ketika kamu mengingatkanku untuk banyak istighfar, berdzikir, dan bershalawat.
Aku bahagia ketika kamu mengingatkanku untuk membaca al-quran dan juga membaca artinya.
Aku bahagia ketika kamu mengingatkanku shalat sunnah.
Aku bahagia ketika kamu mengingatkanku untuk shalat witir dan membaca al-mulk ketika hendak tidur.
Aku bahagia ketika kamu melantukan surah al-waqiah sepulang dari masjid setiap subuh.
Aku bahagia ketika kamu marah, karena aku tidak membangunkanmu sebelum adzan subuh.
Aku bahagia ketika kamu mengingatkanku untuk memanjatkan do'a saat hujan tiba.

Aku bahagia ketika aku bisa membuat masakan untuk mu, setiap harinya.
Aku bahagia ketika kamu menghabiskan waktu akhir pekan bersama, bercanda, melakukan hal2 bodoh bersama.

Aku bahagia ketika kamu mengucap ikrar suci dihadapan orangtuaku.
Aku bahagia Ketika kamu menghalalkanku.
Aku bahagia
sejak aku dimilikimu.

Alhamdulillah, Aku bahagia.
Aku bahagia karena Allah mempersatukan kita di dunia, semoga kelak hingga ke surga-Nya.

Yaa muqollibal quluub tsabbit quluubani 'alaa diinika. Yaa muqollibal quluub tsabbit quluubai 'alaa tha'atika.
Aamiin Allahumma aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar