Senin, 09 Mei 2016

Ketika kami mencintai Indonesia

Ketika Kami Mencintai Indonesia

Sekali lagi:
Siapa yang menyerahkan kekayaan alam negeri ini kepada asing, aseng dan anteknya?

Siapa yang membuat hukum-hukum yang menjadikan negeri ini terjajah secara idiologi, budaya, ekonomi dan politik?

Siapakah yang mengkhianati para pendiri negeri ini yang notabene sebagian besarnya adalah para pejuang Islam, yang dengan teriakan Takbir: Allahuakbar! mengusir penjajah?
Siapa?

Siapakah yang menggerogoti uang rakyat dengan mengkorupsinya??

Siapakah yang kini memenuhi penjara karena korupsi?
Siapa? Jawab!

Siapakah yang mebiarkan miras, sek bebas, pemerkosaan merajalela dinegeri ini?

Yang membiarkan diskotik, bar, tempat pelacuran berdiri angkuh di negeri ini?

Siapakah para pengusaha hitam yang menghancurkan negeri ini, yang menyogok untuk dapat proyek?

Yang proyeknya asal-asalan?

Siapakah para politisi yang menjual kepala rakyat demi dapat suara lalu mengkhianatinya?

Suara-suara para pengkhianat ini yang mau kita dengarkan dan jadikan panduan? Tidak!

Kami juga anak cucu para pendiri negeri ini. Kami juga keturunan pendiri negeri ini. Kakek-moyang dan orang tua kami berjuang, mengotbankan harta dan menyabung nyawa demi membebaskan negeri ini dari penjajah!

Lalu kini negeri ini dikuasai para mafia. Para bedebah yang menjadi antek asing dan aseng, apakah kami diam begitu saja?

Tidak jawabnya!

Di urat nadi kami mengalir darah para syuhada. Di urat nadi kami mengalir darah pejuang yang membebaskan negeri ini dari penjajah kafir Barat.

Di urat nadi kami mengalir darah anti imperialisme!

Di darah kami mengalir darah para pembela kaum tertindas.

Kami adalah anak cucu pejuang negeri ini yang tidak akan rela sampai kapan pun melihat negeri ini dihancurkan oleh tangan-tangan kaum pragmatis yang bekerja sama dengan penjajah asing dan aseng beserta kaki tangannya.

Apa yang menjadi garis perjuangan kami jelas: memebaskan negeri yang bernama Indonesia dari Liberalisme dan Neoimperialisme!

Mengembalikan kedaulatan negeri ini!

Kecintaan kami dengan Indonesia kami buktikan dengan keberanian kami menentang para komprador yang memporak poranda negeri ini.

Mulut mereka mengatakan cinta Indonesia?
Tapi diam ketika Timtim lepas, mereka tak bergerak bahkan bersuara pun tidak ketika OPM dengan leluasa bergerak lincah ingin memisahkan Papua dari Indonesia.

Siapakah yang mengampuni narapidana tokoh OPM?
Yang setelah diampuni, dibebaskan penjara kini mereka bergerak bebas memimpin OPM agar Papua lepas dari Indonesia?
Siapa? Tidakkah ini disebut pengkhianatan?

Komunisme dibiarkan tumbuh dan berkembang.

Siapakah yang menggisur rakyat, pada pedagang kecil itu? Menggusur rumah-rumah rakyat itu hingga mereka terusir dan sengsara?

Siapakah yang mengeluarkan R&D atau surat pengampunan Utang bagi obligor nakar BLBI sehingga negara dirugikan Rp600 triliun lebih itu?

Dan hingga kini negara masih harus menanggungnya dan membayar cicilan Utang tersebut.

Tidakkah ini bentuk pengkhianatan yang nyata?!

Mereka diam bahkan elit mereka yang ada ikut memutuslan, mengesahkan sejumlah UU liberal yang sarat kepentingan asing dan aseng seperti UU Minerba, UU PMA, UU Pornografi, UU Migas, UU SDA, dll.

Mereka diam ketika kekayaan alam negeri ini dikuasai asing dan aseng.

Mereka diam ketika Timah diangkut, minyak di blok cepu, Caltex, Celah Kalimantan, Gas di Aceh, Natuna, Bijih Besi, Nikel, Emas dan Tembaga di Jayapura dikuasai diangkut ke Amerika, Belanda, Itali, Cina, Canada, Perancis, dll.

Jutaan hektar tanah dikuasai asing, aseng dan kaki tangannya.

Bahkan dengan UU pertanahan yang liberal, asing, aseng bisa menguasai alias memiliki tanah negeri ini!

Hutan dirusak, gunung dikeruk hingga jadi danau.

180 juta lebih rakyat Indonesia tidak memiliki tanah tempat berusaha dan tidak memiliki rumah.

Mereka diam tak bersuara!

Wahai para begundal. Sebodoh itukah kalian?

Atau jiwa kalin telah menjadi cacat lantaran ikut mendapat percikannya?!

Mereka mengaku cinta Indonesia, tapi membiarkan hedonisme, budaya barat memenuhi kepala anak negeri.

Lalu, dengan fitnah keji mereka berteriak mengaku mencintai Indonesia!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar